Gerhana matahari total akan terjadi 9 Maret mendatang di Indonesia.
Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang,
Sumatea Barat (Sumbar) mengingatkan masyarakat untuk tidak mengamati
gerhana matahari total yang akan terjadi pada 9 Maret 2016 dengan mata
telanjang.
Seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Sabtu
(27/2/2016), Kepala Stasiun Geofisika kelas I BMKG Padang Panjang Rahmat
Triyono, mengatakan paparan cahaya matahari saat fenomena alam GMT
bisa
merusak retina.
“Paparan cahaya matahari dengan intensitas tinggi akan menembus mata
dan merusak lapisan retina mata yang berisi syaraf sensitif,” kata
Rahmat Triyono.
Menurutnya retina mata tidak memiliki sensor sakit sehingga saat
menatap langsung seseorang cenderung mengabaikan dan tidak menyadari
mata sedang berada dalam keadaan bahaya.
'Kerusakan pada retina akan berupa penglihatan kabur yang dapat
dialami selama beberapa jam sampai kerusakan permanen hingga kebutaan',
ujarnya.
Oleh sebab itu cara yang paling aman mengamati gerhana matahari total
dengan menggunakan alat yang telah dilengkapi oleh filter khusus. “Kaca
mata hitam biasa, film foto, film rontgen bukan alat yang aman
digunakan untuk melihat matahari,” kata dia.
Rahmat menambahkan pihaknya telah menyiapkan fasilitas siaran
langsung melalui jaringan Internet yang menayangkan peristiwa fenomena
alam gerhana matahari total.
“Masyarakat dapat mengamati detik-detik terjadinya fenomena alam gerhana matahari mulai pukul 6.30 WIB dengan mengakses situ http://media.bmkg.go.id/gmt,” ujarnya.
Menurut dia fasilitas siaran langsung disediakan agar masyarakat
dapat melihat proses terjadinya fenomena alam gerhana matahari total
tanpa harus melihat langsung ke arah sang surya.
Kami akan melakukan pengamatan secara langsung di Muko Muko, Bengkulu
menggunakan teropong khusus pengamatan bulan dan matahari, infocus dan
layar, ujar dia.
Ia menyampaikan fenomena alam gerhana matahari total merupakan
kejadian langka dan hanya terjadi sekali 350 tahun dan Indonesia adalah
satu-satunya wilayah daratan di dunia yang bisa menyaksikan gerhana kali
ini, wilayah lainnya adalah lautan Hindia dan Pasifik.
Fenomena alam gerhana matahari total akan melintasi 12 provinsi yaitu
Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi, Bangka Belitung,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Untuk Sumbar ada dua daerah yang dilewati jalur fenomena alam gerhana
matahari total, yaitu Desa Seai, Sikakap Kepulauan Mentawai dengan
magnitudo gerhana sebesar 1,012 dan Silaut, Pesisir Selatan, dengan
magnitudo sebesar 1,002, lanjutnya.
Ia mengatakan secara umum, puncak fenomena alam gerhana matahari
total di Sumbar akan terjadi pada pukul 07.20 WIB dan gerhana akan
berakhir pada pukul 08.27 WIB.
Durasi fenomena alam gerhana matahari total yang teramati di Sumbar
rata-rata adalah 2 jam 6 menit. Namun, dalam realisasinya durasi gerhana
yang akan teramati di setiap kota akan kurang dari waktu tersebut. Hal
ini mengingat waktu kontak awal gerhana terjadi sebelum matahari terbit,
lanjut dia.
Sementara Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita),
Asnawi Bahar, mendorong pemerintah daerah yang dilalui fenomena alam
gerhana matahari total, menjadikan peristiwa tersebut sebagai momen
menggelar ajang pariwisata.
Apalagi peristiwa tersebut langka, ini bisa jadi peluang pemerintah
Kabupaten Mentawai dan Pesisir Selatan menggelar event khusus agar
wisatawan berkunjung menikmati gerhana matahari total, ujar dia.
Selain itu, GMT 2016 kali ini mempunyai jalur perlintasan yang akan
melewati hampir seluruh wilayah NKRI. Peristiwa inilah yang pertama kali
terjadi sepanjang Indonesia merdeka.
“GMT tahun ini, keseluruhan lintasan Gerhana matahari total melalui
keseluruhan daratan negara kita Indonesia,” kata, Koordinator Kegiatan
Himpunan Astronom Amatir Jakarta, Nurdiansyah, dilansir Okezone, Kamis (25/2/2016).
Meski gerhana matahari kali ini bertipe total, namun bumi tidak akan
terlalu sejajar dengan bulan. “Jadi sebenarnya garis bidang bumi dengan
bulan tidak sejajar, melainkan condong lima derajat,” tutupnya.
Tidak ada komentar